RINDUKU, DIRIMU
Aku adalah ribuan hariku
Merenung sepi, katanya seperti ratapi nasib yang beku
Aku bukannya tak ingin hidup benar
Tapi aku, inginkan sempurna bukan juga liar
Tak ada yang sempurna di dunia ini, aku tahu
Aku pun hidup, sebagai pengecut ulung
Ketika cinta datang, aku terpaku
Menolak untuk lepas, juga menghindar untuk apa aku jadinya
Akan ku raih kerinduanku
Takkan sekejap pun untuk diam membisu
Dia adalah dia
kadang datang, kadang pergi
Aku pun adalah aku
Setiap detikku, jiwaku untuk genggam rasa rinduku..
TAK ADA YANG ABADI
Tak ada yang abadi
Ketika manusia, hidup dengan kekhilafan
Setiap detak jantungnya adalah kematian
Tak ada yang abadi
Setiap perenungan adalah detik pengakhiran
Untuk mengapa dunia dipijar?
Untuk apa langit menghitam?
Manusia hidup dengan segumpal darah
Mengalir indah bersama pengakuan dosa
Berasa pun serasa percuma
Karena jarum waktu pasti berhenti berdetak
Tuhan selalu berharap
Kita, manusia, agar tetap, agar kerap dengan berharap
Berjalan bersama waktu, bersama impian
Tak lagi bersama kemunafikan
Tak ada yang abadi untuk kita, manusia
Sedetik menjadi ada, seketika menjadi tiada
Lintas waktu yang singkat, cepat, dan padat
Tak ada lagi malam yang panjang, utuh, dan membentang
Tak ada yang abadi memang benar
Tapi kita, bila waktu telah berakhir,
Abadilah untuk kalbu yang ikhlas bersama kuasa Tuhan yang tak mungkin ingkar
Selamanya..
SEMU
Tak pernah merasakan,
Tanggung jawab yang diemban bagai detakan jantung tiada pernah terhenti
Meruntuhkan semangat jadi mati!
Jadi peraduan otak yang sudah hijrah,lagi!
Kata Chairil Anwar,
Pecahkan saja
Biar ramai
Biar gaduh!
Kata makhluk ini,
Benamkan saja
Biar lunglai
Biar jadi bangkai!
Serasa mati suri
Mati perlahan tak ucap mati
Menghentak badai yang tak kunjung pergi
Manghapus diri bukan iri
Sayangilah semua yang dipundakku
Tapi lihat,
Ini tak sampai
Hanya ingin menggapai
SEPOTONG PERADUAN
Aku lapar!
Dimana yang memberi makan?
"Pergi ke negeri seberang" kata sang lalar
Aku haus!
Kemana airnya?
Sudah asin karena dekat laut
Aku rindu?
Dimana aku mengadu?
Sudah pergi keseberang pulau
Jangan jadikan aku carut-marut
Beri aku makan dan jangan buat aku merindu
Pulanglah, lintasi selat beradu dengan aku..
CINTA TULI
Selalu ingin mengasihi
Tapi kau hanya tuli
Selalu ku ucap kata ini
Sampai kapan kau tak mengerti
Kadang saat hari mengiri
Melirik kawan bersama kasih diri
Diri ingin seperti kawan sendiri
Bukan tuli yang ku ingini
TAHUKAH DIRIKU
Bila memang semua benci diriku
Aku menangis biar kau tau
Aku tak tau mengapa ingin begitu
Tak salah bila nanti ku bertanya padamu
Bila memang kau tak memberi tau
Biarlah cukup hati ini yang mau
Walau hatimu tak berbuat itu
Biarkan Tuhan melumpuhkan hatimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar