Papa ....
Seandainya waktu bisa kembali. Aku berharap aku bisa mengerti bagaimana kau mencintaiku dengan caramu. Cara yang tidak selamanya mampu kuartikan sebagai rasa cintamu padaku. Cara yang seakan-akan membuatku kadang merasa ... seandainya kau bukanlah papaku.Dan jika waktu bisa kembali. Aku juga ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu dengan caraku. Cara yang mungkin tak bisa kau anggap sebagai sayangku kepadamu. Cara yang menurutmu bukanlah tanda cintaku kepadamu. Namun kita sama dalam hal keras kepala. Hingga bentuk cinta yang kita berikan berwujud salah dalam pemahaman kita.
Papa,Kau tahu... aku pernah membencimu karena kau ingin menyelesaikan keadaan dengan caramu bukan dengan caraku. Aku berlagak sok tahu bahkan sok menyarankan tentang hidup yang baru seujung kuku aku jalani. Tahukah kau, Pa ... semua itu kulakukan karena aku sungguh menyayangimu, walaupun rasa ini terkirim jauh sekali. Atau ketika aku sedang benar benar ingin melihatmu. Membuatku cemas dan mulai ingin memaksakan keadaan lagi.
Pa,aku tidak ingin cepat-cepat kehilanganmu. Aku masih ingin mendengar cerita cerita tentang mu dari orang yang memang mengetahui mu dan selalu menceritakan mu kepada ku. Pa,Aku ingin kau ada saat ‘lelaki terbaik’ itu datang. Kau akan mengatakan padanya bahwa dia harus menjagaku dengan baik seperti kau selalu melindungiku dengan caramu.
Papa,. Kadang aku sedih dan menyesal karena pernah membuatmu terluka dengan sikapku. Aku tahu, aku berharap cinta yang sempurna darimu. Tapi seharusnya aku tahu ... bahwa tidak semua hal harus sesuai kehendakku. Kau membuat aku belajar banyak hal setelah itu. Kau menjadikan anak perempuanmu ini menyadari banyak hal tanpa kau perlu mengatakannya dengan kalimat panjang. Sebab pada akhirnya ... ikatan darah di antara kitalah yang bisa membuatku menyadari bahwa sesungguhnya aku tidak pernah bisa sungguh-sungguh mengingkari keberadaanmu. Kau satu-satunya papaku dan tidak akan pernah ada yang mampu menggantikan posisimu. Semua luka itu atau penggalan kisah sedih yang terjadi dalam keluarga kita bukanlah salahmu sepenuhnya. Sebab aku pun tahu kau sesungguhnya tidak pernah ingin melukai mutiara-mutiara hatimu dengan sengaja.
Papa,.Aku berharap permohonan maafku di penghujung usiamu kelak akan engkau kabulkan dengan tulus.
Terima kasih,Pa.untuk cinta yang terlambat aku sadari. Terima kasih,Pa.untuk pengorbananmu dalam menghidupiku. Terima kasih,Pa.untuk semua dan segala yang kau lakukan demi membuatku tersenyum. Terima kasih telah membuatku tetap percaya diri tanpa merasa rendah diri dengan kesederhanaan dan arti hidup yang kita jalani. Terima kasih telah percaya padaku bahwa dimanapun aku berada aku tidak akan membuat corengan hitam di wajah kalian berdua.
Terima kasih, Pa ... untuk hal tak terhingga...
Maafkanlah aku dengan ketidaksempurnaanku dalam mencintaimu ....
09 mei 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar