Akhirnya sampai juga hari ini. Ketika kesimpulan itu datang sendiri, tanpa perlu dijejalkan dengan paksa. Waktu, sudah membuatnya menjadi semakin matang. Mungkin memang pada akhirnya selalu begitu. Ada ruang yang cukup untuk berpikir sejenak.
Hari ini, aku merasa lega karena tidak pernah terjadi seperti yang aku niatkan semula. Aku pernah berniat membunuhmu dari perasaanku, atau dengan cara kasar merusak semua yang berbau tentangmu dari benakku. Aku pikir tidak akan susah, jika hanya melibatkan pikiran, tapi kadang memang lucu, hati kita ini punya logika lain. Biasanya cenderung tidak rasional, :) Entahlah, tiba-tiba saja, aku merasa lega bisa melangkah tanpa bayanganmu. Aku merasa bisa mengumpulkan energi bawah sadarku, membuangmu dari perjalanan panjangku. Apa aku jadi kelihatan kejam? Maaf, ini mesti aku lakukan. Kamu tidak akan kehilangan apapun, semuanya akan baik-baik saja.
Aku berpikir banyak, soal ini. Pada saat tertentu kita pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan . Tidak semua pilihan yang kita ambil benar sempurna. Tapi kita pada suatu waktu, mesti segera mengambilnya, dengan resiko. Soal benar atau salah, sempurna atau tidak, punya waktu sendiri. Setelah waktu bicara, kalaupun ada yang meleset, masih bukan alasan untuk menyesalkan yang lama terus-menerus, ada banyak kerja di depan.
Sesekali aku masih membayang tatapan matamu. yang tertanam di mataku, duluu. Aku sudah lepas gambarmu dari folder handphoneku. Di luar sekarang, panas terik yang begitu menyengat, tetesan air yang terhempas pun sama panasnya terasa di pipi. Daun daun banyak terlepas. Mungkin matahari yang akan selalu memanasi bumi, bukan lagi bumi tapi hatiku pun turut serta.
aku melepas semua yang ada dengan perasaan lega. Masih ada hal lain, yang lebih nyata. Hidup. Misalnya, karunia terbesar yang tidak patut kita sia-siakan. Masih ada orang-orang dekat yang sama kita cintai, atau kita pedulikan, mungkin lebih dari hidup kita sendiri. Tidak semua, bisa kita deretkan seperti angka-angka bilangan cacah, tapi ada dan dekat dengan kita.
Selamat tinggal..., jangan panggil aku, karena aku tidak akan menengok lagi ke belakang pada saat-saat seperti ini. Ada banyak alasan untuk itu, tapi aku tetap tidak akan melakukannya. Sudah, kita cukupkan saja semua disini. Kamu boleh percayakan semua tentangmu yang ada padaku, sebagaimana aku percaya pula tentang hal itu padamu. Tidak ada lagi yang perlu digariskan atau ditegaskan. Aku yakin tak akan ada apapun yang bisa terjadi padamu, masih ada orang-orang yang begitu kamu cintai dan mencintaimu
Selamat tinggal..., kelak semoga kita bisa mengenang semuanya dengan senyum yang lebih arif.
21 agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar